Quality Resources Coach

COACHING! Everybody needs it…

Client: Akhir-akhir ini saya semakin sering mendengar tentang coaching. Sebenarnya untuk apa saya belajar ilmu coaching jika saat ini saya hanya ingin belajar sesuatu yang bermanfaat luas dalam seluruh aspek hidup saya.

Istilah coaching sudah semakin akrab di telinga kita. Banyak kalangan menjadikan coaching sebagai topik diskusi dan juga banyak artikel tentang coaching di laman-laman forum bisnis dan ilmiah. Coaching sudah dipahami sebagai profesi bukan saja di dunia olah raga tetapi juga merupakan bagian dari dinamika korporasi. Namun belum banyak yang membahas  secara luas tentang coaching sebagai suatu keterampilan yang sangat powerful untuk dimiliki oleh setiap individu.

Coaching sebenarnya bukan sesuatu yg baru. karena sudah dikenal di dunia olah raga sejak sekitar akhir abad 19. Dari waktu ke waktu peranan coach semakin penting. Para atlet yg selalu ingin  berprestasi lebih baik akan mencari sport coach yg bagus. Mereka paham nilai dan pentingnya seorang coach untuk meningkatkan prestasi mereka. Bila kita perhatikan semua icon dunia olah raga memiliki coach yang luar biasa: Michael Jordan dengan Phil Jackson, Tiger Wood dengan Hank Haney, Novac Jokovic dengan Riccardo  Piatti, dll

Para coach ini melakukan sesuatu yang membuat atletnya menjadi spesial dan luar biasa. Mereka bisa berlari lebih cepat, meloncat lebih tinggi, mengangkat lebih kuat, menembak lebih akurat, dan lain lain. Namun entah mengapa selama ini hal tersebut hanya tersimpan, dipahami dan diterapkan dalam dunia olahraga serta menjadi the best kept secret atau rahasia kehebatan dalam dunia olahraga.

Sampai akhirnya terjadi break out di tahun 1998 – 1999, ketika coaching memasuki dunia non sport dan terus berkembang sejak itu. Sekarang kita berada di era tsb. di mana semakin hari semakin banyak rahasia dunia sport yang diaplikasikan secara luas dalam berbagai area kehidupan. Aplikasi coaching ini tidak lagi hanya pada sisi keterampilan sportnya, tetapi terlebih lagi pada sisi mindset nya.

Inilah esensi dari ilmu coaching yaitu keterampilan (skill) dalam proses membangun kekuatan mental (mental muscle):

  • sesuatu yang membuat kita melihat dari perspektif berbeda
  • sesuatu yang memberi motivasi dengan mudah
  • sesuatu yang membuat kita terus maju dalam hidup

Saat ini coaching sudah diimplementasikan di mana-mana, mulai dari pimpinan eksekutif perusahaan, sampai ke dalam keluarga. Mereka mengaplikasikan apa yang diajarkan Sport coaches, yaitu Disiplin, Komitmen, Goal, Resilience, Team work, Adaptasi, Fokus, serta Strategi.

ICF (International Coach Federation) mendefinisikan coaching/coach  lebih kurang sebagai: “Partner dalam pengembangan diri yang membantu seseorang untuk mencapai tujuan dengan meningkatkan kesadaran/wawasan untuk menumbuhkan keberanian, komitmen dan kapabilitas”

Secara sederhana beberapa kata kunci dalam definisi ini dapat diterangkan sebagai berikut:

  • Partner: Artinya seorang coach memiliki hubungan yang setara dengan coachee nya. Coach tidak lebih baik ataupun kurang, tetapi mereka saling melengkapi satu sama lain.
  • Meningkatkan kesadaran/wawasan (Raise Self Awareness): Di mana kemampuan melakukan hal ini merupakan faktor kunci yang menentukan kualitas seorang coach. Coach membantu seseorang untuk dapat melihat lebih jauh, meluaskan perspektif,  menghilangkan titik buta (blind spot), memperkaya pemikiran untuk tujuan yang lebih besar dan bermakna.

Puncak dari self awareness adalah menemukan sendiri jawaban atas permasalahan/issue yang dihadapi (Self discovery). Self discovery tersebut akan terkait pada 3 hal:

  • Keberanian (courage) dan percaya diri (confidence) karena seseorang sadar akan kekuatannya untuk mampu melakukan sesuatu dan tahu cara melakukannya.
    • Komitmen (commitment) yang tinggi untuk mengambil tindakan karena adanya rasa percaya diri yang kuat.
    • Kemampuan (capabilities) yang berkembang melalui proses mencari solusi yang dilakukan secara terus menerus karena adanya komitmen yang tinggi. Bila seseorang memiliki rasa percaya diri dan komitmen yang tinggi, maka secara natural kapabilitas nya juga akan berkembang.

Berdasarkan hal tersebut, maka terdapat beberapa komponen kunci dalam coaching:

  • Non directive, artinya coaching bukan instruksional. Lebih gamblangnya, seorang coach akan lebih sedikit bicara dan lebih banyak mendengar. Seorang coach akan memusatkan perhatiannya untuk mendengar dan menyerap semua hal yang diungkapkan coachee nya baik yang terucap melalui kata-kata maupun yang ditunjukkan melalui ekspresi, bahasa tubuh dan emosi.

Untuk itu dalam coaching seorang coach tidak akan memberikan instruksi (telling) tapi akan banyak bertanya (asking questions).  Karena sebagai partner, seorang coach harus memiliki keyakinan (mindset) bahwa setiap orang lebih memahami situasi yang dihadapinya dibanding orang lain, dan mereka memiliki kemampuan dan kekuatan serta pemikiran dan pandangan yang lebih tepat untuk situasinya. Tugas seorang coach adalah untuk membuat coachee mampu melihat dan menyadari hal tersebut.

  • Fokus, coaching selalu didasari oleh suatu tujuan yang ingin dicapai (goal), karena dengan memiliki tujuan  manusia akan termotivasi untuk maju. Proses coaching adalah untuk mencapai tujuan dengan cara paling efektif dan cepat..

Bila seseorang mengatakan dia selalu gagal menurunkan berat badan dan membutuhkan coach untuk membantunya melakukan itu, maka  coach akan selalu bertanya: “Apa yang ingin Anda capai dengan menurunkan berat badan?” Jadi coaching bukan hanya terpaku pada issue yaitu bagaimana menurunkan berat badan, tetapi coaching selalu diarahkan pada hal yang lebih memotivasi… yaitu TUJUAN. Oleh karenanya seorang coach harus senantiasa fokus dan disiplin untuk memastikan hal ini

  • Berbasis pada manusia, coaching bukan hanya fokus mencari solusi atas masalah (issue based) tetapi lebih utama ditujukan untuk membantu seseorang agar mampu menemukan solusi dari setiap masalah yang dihadapinya (People based).

Oleh karena itu seorangcoach akan fokus pada individu manusianya: kehidupannya, hubungan relasinya, situasi yang dihadapi, dan lain lain. Selain beroperasi dengan cara intelektual (headbased extrinsic factors) coach juga banyak berurusan dengan emosi, motivasi, nilai-nilai, tujuan hidup, perasaan, dan lain lain (heart based intrinsic factors)

  • Saling menghargai (Respectful), dalam coaching seorang coach tidak menghakimi dan tidak mengevaluasi, (benar atau salah, malas atau rajin, dan seterusnya). Mereka selalu berempati serta menjaga/menghadirkan aura positif dalam setiap kesempatan. Seorang coach senantiasa menghargai setiap orang, karena coach memiliki mindset dan rasa percaya bahwa setiap orang memiliki kemampuan, pemikiran dan pandangan masing-masing orang yang bisa jadi berbeda antara satu dengan lainnya.

Saling menghargai ini menjadi landasan terciptanya kolaborasi yang luar biasa untuk membantu seorang coachee mencapai tujuannya dengan lebih bermakna.

Semua hal di atas adalah apa yang dipelajari oleh seorang coach.  Coach harus memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukannya.

Terlepas dari tujuan untuk menjadi seorang coach atau tidak, belajar tentang ilmu coaching adalah belajar untuk memiliki/mendapatkan::

  • Kepercayaan (trust), mudah dipercayai karena memiliki kemampuanmembangun situasi (environment) yang aman bagi seseorang untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat dengan terbukan tanpa merasa takut, atau terintimidasi.
  • Performa tinggi (hi performer outlook), memandang hidup dari perspektif untuk selalu berbuat lebih baik bagi dirinya dan orang lain melalui ide-ide baru agar lebih baik, lebih bermanfaat, lebih mudah, dll
  • Teman bicara yang baik (Powerful conversationalist), memberi perasaan senang pada orang lain dengan selalu menunjukkan respect, perhatian, fokus mendengarkan dalam sikap yang tidak pernah menghakimi.  Sehingga senantiasa menjadi orang yang dicari untuk teman diskusi dan memberikan pertimbangan.
  1. Intuitif (intuitive), mampu mendengar tidak hanya dengan telinga, tetapi juga dengan mata, hati dan kepala. Mampu mendengar apa yang diucapkan maupun tidak diucapkan, dan mendeteksi issue mendasar yang tidak terlihat di permukaan (underlying issues).
  • Fasilitator Handal (Hi level Facilitator), mampu memprovokasi pemikiran, mendengar dengan baik, dan bekerja secara terstruktur akan menjadikan proses fasilitasi lebih produktif, efisien dan efektif..
  • Membangun manusia berkualitas (People builder), mampu mengembangkan manusia secara holistik melalui penggalian diri (potensi dan kekuatan), keberanian, komitmen dan kemampuan untuk berpikir (thinker) dan sekaligus berbuat (doer)
  • Pemimpian (People leader), mampu bekerja sama/berkolaborasi dengan orang lain dan tahu tahu mempengaruhi orang serta memanfaatkan potensi setiap orang.
  • Sukses dan Bahagia (Successful  and fulfill).

Ilmu coaching adalah ilmu kepemimpinan cara baru (New Age Leadership) yang non-directive. Karena itulah Coach Leaders mempunyai kelebihan sebagai berikut:

  • Cocok sebagai leaders untuk semua generasi, semua level, semua profesi
  • Kreatif dan inovatif
  • Memiliki daftar suksesor berkualitas
  • Memiliki hidup seimbang (Balance Life)
  • Memiliki kinerja hebat (Great Result) — tentu saja hasil kerja yang baik

Namun demikian, bukan berarti sisi directive tidak penting. Kenyataannya, kita dibesarkan dengan cara tersebut. Kebanyakan orang tua, guru, dan pimpinan kita bersifat directive atau memberikan perintah. Kita semua adalah produk dari pemimpin era itu yaitu old age leadership.

Tetapi sekarang adalah era baru yang memiliki tantangan berbeda. Kita tidak bisa hanya mengandalkan cara directive yang seringkali tidak cukup efektif lagi, terutama pada generasi muda. Kita juga membutuhkan cara non directive yaitu pemimpin sebagai partner yang setara, berbasis pada manusia dan dapat berkolaborasi dengan semua orang (equal partner, person focus, collaborative). Bila seseorang mampu memimpin dengan cara directive dan juga non directive, maka ia akan menjadi leader yang lebih powerful dan efektif.

Pada hakikatnya setiap orang adalah pemimpin bagi dirinya, atau anak-anaknya, atau muridnya, atau staffnya. Maka dari itu, setiap orang perlu memiliki ilmu coaching sehingga mereka bisa menjadi:

better trainer,

better boss

better mentor,

better teacher,

better Father, mother

….and better person and happy person as well

“The Coaching intent is not to fix your problem but to make sure you have ability to fix them for now and in the future” – NS

Disclaimer:
Admin berhak menghapus setiap komen yang bernuansa sensitif, seperti mengandung unsur SARA, pornografi dan sebagainya.

Scroll to Top
Consultation